Sabar itu ibarat tulang rangka dari postur kemampuan seorang guru dalam pendidikan anak usia dini. Kalau posturnya berdiri, itu pertanda kesabaran ada. Berarti, guru memiliki kemampuan dan kemampuannya digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan anak usia dini.
Tentu saja, tujuan pendidikan anak usia dini mencakup aspek yang sangat luas, tidak hanya kognitif, tapi juga psikomotorik dan afektif. Tidak hanya lancar baca-tulis-hitung, tetapi kecerdasan majemuk. Dan, pendidikan anak usia dini adalah pembuatan pondasi dalam membangun kecerdasan anak secara utuh. Jika pondasinya tidak kokoh, apapun yang dibangun di atasnya mudah runtuh.
Kembali kepada masalah kesabaran guru. Kesabaran itu tidak habis, hanya terkadang tidak digunakan, sehingga kemampuan mendidik yang dimiliki seorang guru sedang terkulai. Mengapa tidak digunakan? Bisa jadi karena lupa, mungkin kalah oleh nafsu amarah. Tapi sebetulnya yang sering terjadi adalah keterbatasan pengetahuan tentang sesuatu yang sedang dihadapi.
Sebab, seperti yang akan saya ceritakan di bawah ini dari pengalaman saya mengobservasi guru Batutis Al-Ilmi, sabar, kesabaran atau sikap sabar ternyata terkait sangat erat dengan pengetahuan, dalam hal ini tentang seluk beluk anak usia dini. Guru Batutis bisa begitu sabar karena mereka memahami karakter anak usia dini.
Dengan kata lain, mereka sesungguhnya memahami tahapan-tahapan tumbuhnya kecerdasan anak usia dini, termasuk dalam hal kecerdasan perilaku. Sehingga, ketika menghadapi situasi ekstrem sekalipun, misalnya anak tantrum, guru segera mencerna situasi itu dengan bekal pengetahuannya tentang tahap perkembangann di mana anak itu sedang berada.
#RevolusiPendidikanDasar #MetodeSentra
Setujuuiu…
Tapi guru sekarang dibebani dengan tugas yang luar biasa…
Sementara ortu, ongkang” kaki palagi ada bantuan KJP dll..
Mngkin hanya 1 di antara seribu orang tua murid yg menemani anak”x belajar d rumah..
Selebihx… Dibiarkan..
G naik pun.. Mereka tetap senyum..
Saya jd g habis pikir… Generasi kita mo jd apa.. Hikzzz…
SukaSuka
Itu juga bagian dari probem pendidikan: membangun mindset pendidikan yang melibatkan sinergi dan kerja sama aktif trio sekolah-orangtua-lingkungan. Kita bisa mulai dari lingkup terkecil yang terjangkau.
SukaDisukai oleh 1 orang